Hashtag untuk kegiatan menulis selama 35 hari ini masih didiskusikan oleh teman-teman Padakacarma saat saya mulai menulis post ini. Yang bener gimana sih? Apakah 'selapanan' udah fix hanya menjadi istilah kenduri untuk bayi berumur 35 hari saja? Atau nggak apa kalau kita pakai istilah itu terus nambahin kata 'nulis' biar nggak salah paham? Atau boleh-boleh aja memakai istilah tersebut tapi setelah selesai, kami harus kendurian dan memotong rambut kami masing-masing? Jadi penasaran, ini selesainya pas neton-nya siapa ya. Hihihi

Sekarang, saya nggak mau nulis tentang selapanan. Saya mau nulis tentang perayaan paling nge-hitz yang dilakukan oleh orang-orang seumuran saya, yaitu nikahan. Eh, nggak juga ding. Lebih tepatnya, kondangan.


***

Kebetulan, hari ini saya diajak kondangan oleh kakak saya. Karena saya lagi pengen makan enak, dandan cantik, dan melihat-lihat dekorasi dan properti resepsi, maka saya pun dengan semangat mbonceng kakak saya ke lokasi resepsi. Mempelai pria nya adalah teman SD kakak saya. Acara hari ini merupakan ngunduh mantu, yang tentu saja, dilaksanakan oleh pihak mempelai pria.

Saya senang datang ke kondangan. Kalau ayah saya dapet undangan dan saya diajak, saya sering ikut datang. Setiap kondangan yang saya punya niat yang berbeda. Niat saya :
1) Nggak peduli siapa yang nikah, yang penting lokasinya.
2) Nggak peduli lokasinya di mana (asal terjangkau), yang penting siapa yang nikah.

Yang nomor satu itu lebih sering saya alami karena teman-teman saya yang nikah sebenarnya masih sedikit sih, jadi niat nomor dua masih bisa saya hitung dengan jari tangan kanan. Yang bilang "Udah banyak yang nikah ya," itu nggak sadar kalau satu angkatan ada 200 orang dan nggak ada 10% yang udah nikah :p

Kenapa saya mementingkan lokasi? Karena biasanya saya penasaran sama dekorasi resepsinya. Di gedung yang nggak terlalu luas, ya mungkin gitu-gitu saja. Di gedung yang terkenal luas, kadang dekorasinya bisa lebih kreatif. Nah, kalau nggak di gedung? Wah, ini...



It was so lovely!

Cuacanya sedang bersahabat, walau panas tapi ada beberapa kipas angin pendingin (yang kalau muter juga nyemburin titik-titik air itu) yang tersebar di beberapa titik lokasi. Dekorasi lumayan, tidak terlalu istimewa dengan resepsi yang sering dijumpai di gedung. Tapi ini unyu banget karena ada beberapa ayunan dan kandang burung yang ikut didekorasi.

Selama kakak saya reunian dengan teman-teman SD nya, saya duduk di salah satu kursi yang tersedia. Kursi yang saya pilih ada di bawah pohon rindang, yang kata kakak saya kemungkinan pohon kelengkeng (tapi nggak yakin deh haha). Saya pun menikmati sajian sambil melihat-lihat suasana resepsi. Saat sudah mau pulang, saya pinjam hape kakak saya dan saya...foto-foto. Hehehe. Bukan foto narsis seperti biasanya saja, tapi saya foto lokasinya juga. Kakak saya sempet ngatain kalau saya kayak turis di tempat wisata aja. Hehehe. Habiiiis, nggak tahan sih liat tempat yang bagus gini :D

Dari semuanya, yang bikin saya jatuh cinta adalah pohon nya.


Majestic! Bikin gemes! Mau dooong resepsi di sana! >.<

Ngomong-ngomong, untuk yang tahu itu pohon apa, harap kasih tahu saya. Hehe.

Walau kaki dan punggung tangan kerasa gosong, tapi tadi saya happy sekali. Melihat hijau-hijauan yang asli dan orang-orang dengan anggunnya menghabiskan waktu di kebun ini, rasanya optimis bahwa manusia dan alam bisa kok berbaikan lagi. Hehehe   

Selamat menikah, Mbak Yurike dan Mas Chiro! Have a great adventure as a one new family! Semoga bahagia selalu!




Sejak ikut les renang pas jaman SD dulu, saya jadi suka olah raga yang satu ini. Banyak gerak tapi nggak kepanasan lha wong geraknya di air. Sehabis berenang pun badan langsung seger. Segernya dobel, dari olah raga dan dari berendam di kolam.

Dulu pas les renang di Tirta Sari, saya gabung dengan klub yang namanya Dolphin. Masih inget banget, kartu tanda les nya warnanya ijo daun dan ada gambar lumba-lumba di sampulnya. Lupa kenapa tiba-tiba saya bisa les renang gitu, kayaknya sih ikut-ikutan temen komplek. Mungkin karena pas dia les renang terus saya kesepian nggak ada temen mainnya sore-sore, jadi minta di les-in berenang juga. Waktu itu saya masih kelas 3-4 SD.

SD les berenang, SMP nggak pernah berenang, terus SMA kadang-kadang berenang sama kakak. Setelah bertahun-tahun kuliah dan belum lulus juga, sekarang saya bertekad untuk rutin berenang. Kangen sih, dasarnya suka berenang. Sekalian mau ngesehatin badan yang nggak pernah olah raga ini.

Masalahnya cewek-cewek berjilbab macam saya, kalau berenang harus di kolam renang khusus cewek. Mungkin ada sih, yang nyaman-nyaman aja pake baju renang serba tertutup di kolam renang umum, tapi saya sih kurang nyaman. Berhubung dengan pakaian renang saya yang masih seksi terbuka dan saya masih suka sama baju renang ini, saya belum punya niat untuk beli baju renang muslimah. Mulailah pencarian kolam renang di Jogja yang ada jadwal khusus ceweknya.


Salsabiela


Pas SMA saya kadang-kadang ke sini sama kakak perempuan saya. Tempatnya jadi satu sama SD Budi Mulia di dekat UPN sana. Maaf, nggak hapal alamat lengkapnya hehe. Ancer-ancernya, perempatan UPN ke selatan, ikutin jalan, nanti di kiri jalan ada SD Budi Mulia. Masuk aja, parkir di tempat parkir dengan rapi, terus masuk ke gedung paling timur. Ada tulisannya kok.

Ini jadwal jam khusus cewek seinget saya, di sana ada jadwalnya kok kalau mau survey dulu. Tanya aja sama yang jaga loket, nanti biasanya dikasih kertas jadwal.
Senin    14.30 - 20.00 WIB
Rabu     15.00 - 20.00 WIB
Kamis   16.00 - 20.00 WIB
Jumat    11.00 - 16.00 WIB

Alas kaki harus dilepas. Jadi di dalem beneran bersih.
Ada rak buat sandal/sepatu.

Enaknya di Salsabila itu murah. Tiket masuk buat umum Rp 12.000,-, mahasiswa Rp 8.000,-  dan anak-anak Rp 6.000,-. Tempatnya bersih, saya suka saya suka! :D
Kalau pas jam khusus cewek bisa pake tempat bilas cowok, jadi banyak deh tempat bilasnya.

Air nya juga lumayan. Lumayan bikin mata perih. Nggak ding, ya untung-untungan aja sih, habis dikuras atau enggak, soalnya dikurasnya setiap lima hari sekali. Tapi tetep terasa bersih kok, kolam renang mana sih yang nggak pake antiseptik. Jadi untuk lebih aman, jangan lupa pake kacamata berenang ya. Kalau nggak punya, di sini bisa nyewa kacamata berenang dengan harga Rp 3.000,-. Bisa nyewa baju renang juga, soalnya di sini nggak boleh berenang selain pake baju renang ya. Kalau nekat, nanti didatengin mbak-mbak yang jaga. Hehehe


Kenapa sih, nggak boleh berenang pake kaos biasa?

Setelah saya googling dan baca beberapa artikel, baju dari bahan katun bisa menyerap zat kaporit yang biasa digunakan di kolam renang sebagai antiseptik. Kaporit yang terserap baju katun bisa menggerus permukaan kulit kita dan bikin kulit jadi kasar dan kering. Selain itu, serat-serat katun bisa menyumbat filter dan pompa kolam renang. Kalau sering tersumbat, perawatan kolam renang bisa lebih ribet, menghabiskan lebih banyak waktu, tenaga, dan biaya. Nah, bahan baju renang biasanya kan lycra atau spandex, bahan tersebut nggak menyerap kaporit dan seratnya nggak mudah terurai. Selain itu, bahan ini bisa melindungi kulit dari sinar UV lho :D

*maafkan kalau ada info yang salah, soalnya cuma baca artikel populer, bukan ilmiah*

Naaah, jadi buat kalian yang bandel tetep pake kaos katun buat berenang, pertimbangkan juga akibatnya buat kulit kamu dan pihak manajemen kolam renang ya. Kasihan lho, kita udah nikmatin servis nya tapi kita nggak ngikutin peraturannya.  



Yak. Kembali ke Salsabila.

Nggak enaknya Salsabila adalah RAME BANGET. Beneran. 11-12 ramenya sama butiran cendol bercampur dengan santan, air, dan gula jawa di gelas kaca di tengah panas teriknya matahari. Jadi ya, kalau pas rame banget, cuma bisa renang impit-impitan aja. Belum lagi kalau banyak kimcil cewek-cewek yang cuma beremdam doang, nggak berenang, haha-hihi, atau malah foto-foto di kolam dengan kedalaman yang paling dalam (2 meter). Ngganggu orang yang niatnya memang berenang karena mereka menjajah tempat menclok cukup banyak. Hih. Saya cuma bisa cemberut.

Apalagi kolam renang Salsabila tidak terlalu luas. Nggak tahu sih, tepatnya berapa meter kubik, tapi yang jelas ya nggak luas. Kalau di sini, karena relatif ramai, cuma bisa berenang dari sisi satu ke sisi lain yang mengikuti sisi kolam yang pendek. Karena kolam ini kecil, jadi pas badan baru saja mendapatkan ritme renang yang pas, eh, udah kena tembok sisi satunya. Jadinya, ya. Begitulah.

Salsabila ini ada kantin dan musholanya. Walau sempit, tapi lumayan bersih.


Depok Sport Center (DSC)

Saya baru aja ke sini kemarin hari Jumat. Dulu pernah ke sini juga, tapi udah bertahun-tahun yang lalu. Mikirnya sih, karena udah lama nggak ke sini sekalian liat, ada yang berubah nggak. Harapannya, semakin bagus. Kenyataannya, engkau masih... seperti yang dulu... *let' sing along!*

Di DSC, ada tiga kolam. Kolam outdoor, kolam indoor, dan kolam indoor anak. Nah, untuk jam khusus cewek hanya berlaku di kolam indoor. Jadwalnya hari Kamis, Jumat, Sabtu, all day! Jadi nggak usah mikir jamnya, yang jelas harinya aja. Biaya masuknya kalau weekdays Rp 12.000,- kalau weekend kayaknya lebih mahal, tapi nggak tahu berapa hehe.

Kolamnya luas. Kalau boleh lebay, saya tulisnya luaaaaas. Kenapa saya tulis demikian, karena dibandingkan dengan orang yang berenang di dalamnya, serasa kolam renang pribadi.



Lihat ada garis biru untuk membatasi jalur? Kira-kira ada 3 atau 4 jalur gitu. Luas kan?



Nggak tahu ya, mungkin karena waktu saya ke sana itu hari Jumat jam 12-an atau emang biasanya sepi-sepi aja. Waktu saya ke sana, ada segerombolan anak SMA sejumlah 6 orang dan ibu-ibu 1 orang. Jadi kolam seluas itu isinya cuma ber-7. Wangun ra? 

Tempat duduknya sempit sekali dan hanya tersedia di salah satu sisi tembok.

Saya sih seneng kalau sepi begini. Tapi...di sini agak...horor. Ini menurut saya aja sih. Jadi gini, setelah anak-ana SMA itu mentas, ibu-ibu itu ngajak ngomong saya,
"Wah, mbak, tinggal kita berdua", sambil senyum ramah.
"Eh? Iya bu, hehe"
"Sendirian tho mbaknya?"
"Iya, hehe"
*lanjut berenang*
Setelah beberapa saat, ibu-ibu tersebut juga mentas. Saya udah agak deg-degan berenang sendirian. Tapi ya...saya tetep berenang bolak-balik saat mereka bilas dan masih duduk-duduk di pinggir kolam. Setelah mereka pergi dan ibu-ibu tadi di ruang bilas, saya pun mentas.

Akhirnya saya sendirian di kolam yang agak creepy ini.

Kenapa aku bilang agak creepy?

Suasananya hening. Nggak ada musik. Nggak ada lampu, penerangan cuma dari matahari di salah satu sisi dinding. Nggak ada petugas yang jaga.



Selain itu, area kolam indoor ini tidak terlalu bersih. Keramik di pinggir-pinggir kolam terlihat kotor. Tahu kan, kayak sedikit berlumut tapi kering, kesannya kotor gitu. Ada beberapa keramik yang dibongkar dan ada selangnya gitu, mungkin itu pompa atau apa saya juga kurang paham. Airnya dingin. Tapi tidak terlalu bening dan ada serangga atau daun kering mengambang gitu, pokoknya item-item nggak jelas, cuma dikit sih, tapi gara-gara itu saya nggak bisa berenang dengan gaya bebas, takut itu masuk mulut pas ngambil nafas. Terus tangga untuk naik dan nyemplung kolam cuma satu, kecil pula, di pojokkan. Nek nanti ada apa-apa piye? Mana badanku berat, nggak bisa langsung naik tanpa tangga :v

Sebenarnya, saya ini yang terlalu paranoid sih.

Aniway, saya pun masuk ke ruang ganti dan ketemu ibu-ibu tadi.

"Eh, udah selesai mbak?", sapanya.
"Iya, udah bu, hehe"
"Saya duluan ya,"
"Oh iya Bu..."

*saya heha-hehe melulu ya*

Saya pun bilas. Di ruang ini ada empat bilik ganti yang nggak tinggi, tingginya cuma sekepala aja. Terus ada lemari loker, bisa naruh baju atau peralatan mandi di situ. Nah di depan lemari ini ada tembok dengan empat atau lima shower. Temboknya nggak sepenuhnya menutup, tapi atapnya tinggi. Showernya nggak dipisah di bilik-bilik, melainkan satu deret di salah satu sisi tembok. Agak was-was sih. Saya bilas sambil ngecekin atas terus atau noleh-noleh paranoid.
Karena tempat bilasnya di ruang terbuka, saya bilas dengan baju renang utuh. Nggak penak, saudari-saudari. Rasanya nggak bersih. Di beberapa titik lantai ada genangan air yang mungkin dari atap bocor atau apa. Kalau saya sih risih. Setelah ganti baju, saya pun kembali ke pinggir kolam untuk mengeringkan rambut.

Sehabis pake sunblock, karena saya naik motor dan menempuh 30 menit perjalanan dari sini ke rumah, saya mendengar suara orang dateng.

Ada mbak-mbak berdua masuk. Beberapa menit kemudian, ada dua mbak-mbak dateng lagi. Tahu-tahu musik berkumandang di seluruh area kolam.

Hmm.

Saya pun menyesal udah mentas duluan, padahal  belum puas berenang. Aargh! Dasar porno, eh, parno!

Kemudian, saya menyadari hal yang nggak penting. Handuk saya merk nya BigBang. *Wow, fantastic, baby!*


Ya sudah lah. Kalau mau berenang di sini harus ngajak temen nih biar nggak paranoid. *lempar HT ke Wanda sama Hita*

Hmmm besok renang di mana ya? Kalau awal minggu udah pasti cuma bisa di Salsabila, kalau weekend ya galau deh. Kedua kolam renang di atas ada kelebihan dan kekurangannya maisng-masing. Ah. Galau. Saya cuma dua kolam renang itu yang aku tahu ada jam khusus ceweknya. Kalau ada yang tahu tempat lain, kasih tahu saya ya :D

Berenang Yuk!

by on May 31, 2014
Sejak ikut les renang pas jaman SD dulu, saya jadi suka olah raga yang satu ini. Banyak gerak tapi nggak kepanasan lha wong geraknya di air....