Pagi itu aku ndomblong sendirian di depan gedung sebelah barat. Setelah membantu seorang teman mengerjakan tugasnya, aku kembali duduk-duduk sambil celingukan. Anak-anak angkatan 2009 sebagian besar ada kelas jam 10.30, jadi wajar kalau aku nggak ada temen ngobrol. Sudoku di salah satu surat kabar jadi pelampiasan. Tapi sayang, aku gagal menyelesaikannya dan itu membuatku frustrasi.

Meliriklah aku ke salah satu bilik di gedung tersebut. Pintunya sengaja aku buka sekitar setengah jam yang lalu, biar udara pengap di dalamnya tergantikan dengan udara yang lebih segar. Sekarang ada beberapa orang yang duduk melingkar di dalamnya. Tidak lama kemudian beberapa  orang masuk satu persatu dan bergabung. Pintu pun ditutup.

Sedih rasanya, seperti kehilangan tempat tinggal. Semakin sedih pula ketika aku teringat bahwa ada beberapa urusan yang belum aku selesaikan di bilik tersebut. Aku menyesal tidak dapat melaksanakan tugasku dengan baik. Hasil dari pekerjaanku jauh dari kata baik. Mengecewakan. Aku telah meninggalkan seonggok sampah yang penuh dengan penyesalan.

Aku pun mengirim pesan cinta kepada mantan pimpinan. Penyesalan selalu datang belakangan, itu yang aku sayangkan. Kenapa aku tidak menyadarinya dari awal? Kenapa aku terlalu sibuk dengan kepentinganku sendiri? Sekarang perbaiki, katanya. Sebisa mungkin. Oke, aku akan berusaha.

Mereka bilang kekeluargaan. Namun kami tidak merasa seperti keluarga. Setidaknya aku tidak merasa seperti keluarga. Kekeluargaan sepertinya hanya alasan untuk tidak disiplin dan bekerja semaunya.  Keluarga semestinya kompak. Keluarga itu mendengarkan, berbagi, memahami, dan menerima. Itu idealnya.

Perlu diingat, tidak semua keluarga ideal. Bisa jadi keluarga yang kami jalani selama satu tahun ini broken home. Aku bingung, kenapa kami bisa seperti ini. Dulu kami rajin berkomunikasi, makan bersama layaknya sebuah keluarga. Aku pun mulai menerima dengan pasrah pekerjaan yang tidak aku sukai itu. Namun sesuatu terjadi. Entah karena bosan atau telah menemukan keluarga lain yang lebih menarik. Lalu kami jadi seperti ini. Jarang berbincang. Pergi dengan urusan masing-masing.

Manis di awal. Pahit akhirnya.

Aku tidak berkata bahwa aku tidak bersalah. Bahkan bisa dikatakan aku yang memiliki kesalahan yang paling fatal. Hanya pekerjaanku yang belum beres. Sekarang aku merasa seperti hantu yang kelayapan karena punya unfinished business.

Kalau boleh membela diri lagi, aku akan membawa mereka ke hari di mana aku menolak pekerjaan ini. Bukan karena malas, tapi aku tidak suka birokrasi dan aku sering melakukan prokrastinasi. Mengapa itu bisa luput dari perhatian mereka? Keputusan yang terburu-buru, ku rasa. Opsi yang tidak tersedia dengan imbang. Pekerjaan itu pun aku pikul dengan terpaksa.

Sekarang bisa dilihat hasilnya. Aku mengecewakan banyak orang. Aku mengecewakan diri sendiri. Aku tidak total. Aku terlalu sibuk membenci pekerjaanku sehingga pekerjaan itu sendiri tidak terurus. Udah lah. Pembelaan yang tidak penting, sebenarnya. Pembelaan yang hanya menunjukkan betapa lemah dan sombongnya aku. Padahal akhirnya ya…menyesal kan.

Sekarang sedang aku usahakan. Aku kembali menyentuh berkas yang terabaikan.

Semoga cepat selesai.

Aku nggak mau jadi hantu penasaran.

21 Februari 2012

by on February 24, 2012
Pagi itu aku ndomblong sendirian di depan gedung sebelah barat. Setelah membantu seorang teman mengerjakan tugasnya, aku kembali duduk-dud...
Taken from here

I'll Be There For You
(by The Rembrandts)


So no one told you life was gonna be this way *clap*clap*clap*clap*
Your job's a joke, you're broke, your love life's DOA 



It's like you're always stuck in second gear
When it hasn't been your day, your week, your month, or even your year

but.. 

I'll be there for you
When the rain starts to pour
I'll be there for you
Like I've been there before
I'll be there for you
'Cuz you're there for me too...

You're still in bed at ten and work began at eight 
You've burned your breakfast so far... things are goin' great 

Your mother warned you there'd be days like these
Oh but she didn't tell you when the world has brought
You down to your knees that...

I'll be there for you
When the rain starts to pour
I'll be there for you
Like I've been there before
I'll be there for you
'Cuz you're there for me too...

No one could ever know me
No one could ever see me
Seems you're the only one who knows
What it's like to be me
Someone to face the day with
Make it through all the rest with
Someone I'll always laugh with
Even at my worst I'm best with you, yeah

It's like you're always stuck in second gear 
When it hasn't been your day, your week, your month, 
or even your year...

I'll be there for you
When the rain starts to pour
I'll be there for you
Like I've been there before
I'll be there for you
'Cuz you're there for me too...

I'll be there for you
I'll be there for you
I'll be there for you
'Cuz you're there for me too...


Copied from here

Taken from here


Rachel Green (Jennifer Aniston) batal nikah dan kelayapan di sebuah coffee shop dengan mengenakan gaun pengantinnya di suatu siang. Monica Geller (Courteney Cox) berhasil menurunkan berat badannya secara drastis. Ross Geller (David Schwimmer) yang bergelar professor antropologi meratapi perceraiannya dengan wanita yang ternyata lesbian. Chandler Bing (Matthew Perry) selalu berupaya untuk melucu di setiap suasana, apalagi saat ia sedang nervous. Phoebe Buffay (Lisa Kudrow) yang tumbuh di jalanan dan terkadang berperilaku 'aneh' senang bernyanyi dan menciptakan lagu yang tidak biasa. Joey Tribbiani (Matt LeBlanc) yang kekanak-kanakan merintis karirnya sebagai aktor dan memiliki hobi tidur bersama wanita cantik yang bahkan tidak ia ingat namanya.

Taken from here

FRIENDS bercerita mengenai enam sahabat dan kesehariannya. Genre nya comedy-romance. Latarnya Manhattan, tapi syutingnya di set studio. Itu lho, kayak Suami-suami Takut Istri. Hahahaa...tapi jangan kuatir, komedinya lebih lucu dan suara tawa penontonnya nggak palsu kayak kebanyakan sitkom Indonesia. Menghibur kok, dengan isu-isu yang biasa terjadi pada dewasa muda, khususnya dewasa Amerika, seperti pernikahan, pekerjaan, hubungan romantis, atau sekedar kejadian sehari-hari yang bisa dialami oleh siapa saja.

TV series ini ditayangkan dari tahun 1994 sampai 2004. Yup, 10 tahun lamanya. Coba tengok, sitkom Indonesia mana ada yang tahan selama 10 tahun. (Hehehe, dari tadi ngebandingin terus ih, udah ah :p) Jadi kalau baru nonton sekarang, kita bisa bener-bener liat perubahan gaya pakaian mereka dari season ke season.

Nah, karena berlatar tahun 90-an, teknologi yang muncul di series ini juga teknologi tahun 90-an, seperti  pager, walkman, dan  fax. Nggak cuma teknologi sih, informasinya pun juga yang lagi hip di tahun tersebut, misalnya saat mereka memperbincangkan artis, untuk anak muda atau remaja jaman sekarang mungkin akan mengkerutkan kening ketika mendengarnya. Aku juga kadang nggak tahu sih. Hehehe

Menyenangkan. Untuk aku, series ini lucu banget, nggak akan bosan ditonton! Rekomendasi nomor satu buat temen-temen yang suka serial komedi barat! :D

Aku ada beberapa episode favorit, seperti waktu mereka taruhan siapa lebih kenal siapa (season 4) --> ada quote favoritku di sini oleh Monica Geller : THAT'S NOT EVEN A WORD!!

Taken from here


Sama waktu thanksgiving (kalau nggak salah season 8) di mana Brad Pitt jadi bintang tamunya. Terus waktu nikahannya Phoebe juga. Terus waktu mereka ikut lotre. Sama waktu thanksgiving di season 10. Dan...masih banyak sih, aku nggak hapal. Maaf ya, aku fans yang kurang baik  -_____- 

Dari series ini banyak hal yang aku pelajari, teman-teman. Hehehe.

Ternyata untuk menjadi orang dewasa nggak melulu berpikiran serius, sah-sah aja ketika kamu berperilaku konyol bersama teman-teman dekat. Mengikuti passion dan kata hati itu penting, itulah kunci untuk mengenali diri. Menjadi diri sendiri tanpa melanggar hak orang lain itu boleh, nggak masalah. Cinta itu rumit, apalagi kalau nggak diakui. Apapun kesalahannya, minta maaf dengan tulus ke sahabat akan selalu dimaafkan, berapa pun lamanya proses dan konsekuensi yang harus dihadapi. Rahasia itu ada baiknya untuk disimpan sendiri, tapi baik pula untuk dibagi bersama sahabat yang terpercaya. Menikah itu...simpel, pernikahannya yang ribet. Jodoh udah ada yang ngatur, kalau emang jodoh nggak akan ke mana-mana --> sedikit penerangan untuk yang lagi galau jodoh.

Taken form here

Yang paling penting dari keseluruhannya sih...bahagia itu banyak caranya. Bukan hanya karena mampu membeli sesuatu atau status pernikahan. Selagi ada yang menemani dengan tulus dan jujur, hidup rasanya akan lebih mudah. Itulah pentingnya untuk menjadi sahabat yang baik, membangun kebahagiaan diri dengan belajar membahagiakan orang lain :)

Taken from here

*curhat dikit*
Setelah melihat series ini, aku jadi merasa bahwa aku bukanlah teman yang baik. Aku nggak selalu ada saat dibutuhkan. Aku nggak selalu merespon dengan kepedulian yang maksimal.
Aku masih harus belajar lagi menjadi teman yang utuh.
Aku sendiri kadang masih ngerasa sendirian sih....
It feels terrible. 

F.R.I.E.N.D.S

by on February 01, 2012
Taken from  here I'll Be There For You (by The Rembrandts) So no one told you life was gonna be this way *clap*clap*cl...
Sejak SMP sampai SMA, aku nge-fans banget sama Jamie Cullum. Suaranya menenangkan, enak buat rileks. Aku juga sempat beli kedua kaset pertamanya. Benar, kaset, saudara-saudara! Waktu itu aku cuma mampu beli kaset di Gramedia. Tapi itu udah mending banget, masih bisa beli kaset. Dulu masih cupu, belum kenal download dan mp3 itu apa juga masih belum paham. Dulu habis beli kaset langsung deh, uang jajan tinggal separuh. Hari-hari berikutnya pun jadi ngirit habis-habisan, bawa bekal ke sekolah, dan mintain jajanan temen. Hahahaha

Edited by me in picnik.com
Anyway, dulu aku paling suka ndengerin kasetnya waktu mau bobok siang. Entah karena kualitas player ku yang jelek atau apa, tapi musiknya Jamie Cullum terdengar lembut dan terkesan 'jauh', nggak jelas-jelas amat, jadinya pas lah buat pengantar tidur. Selain itu lagunya juga bagus-bagus. Favoritku adalah Photograph, London Skies, Nothing I Do, Old Devil Moon, 21 Something, aaaa banyak lah!

Musisi imut beraliran jazz ini sempat menggoncangkan duniaku. Berlebihan emang, tapi begitulah adanya.

Jadi, waktu dia ke Indonesia buat Java Jazz tahun 2008 (kalau nggak salah ingat), dia diberitakan dicium sama Azhari bersaudari. Bener banget. Ciuman sama kakak beradik bohay itu. Aku waktu lagi di kelas TI, lagi googling namanya dan tahu-tahu muncul berita menggemparkan itu.

WHAAAAAT??? Those b@$#% kissed him for real?? WTF!!

Lalu aku mencak-mencak di depan komputer kayak orang gila. Teman-temanku pun jadi sasaran.

Ngomong-ngomong tentang gila, dulu aku juga pernah jadi gila gara-gara dia. Ya....gila sama iseng bermain dengan imajinasi beda tipis kali ya. Jadi waktu SMA, aku pernah nulis surat di buku yang aku tujukan ke Jamie Cullum, yang isinya adalah bagaimana besar keinginanku untuk motong rambutnya yang waktu itu lagi gondrong. Gemeeeeees!! Pengen motong rambutnya!! Kyaaaaaa~!! >o<



Sounds insane, I know. Alay banget yak. -____-

Sekarang...aku nggak segila itu, aku nggak secinta itu sama Jamie Cullum. Udah jarang ndengerin lagunya, ya mungkin sekali-kali aja kalau lagi pengen. Sekarang kalau ada berita dia tunangan sama siapa kek, dicium siapa kek, ditelanjangi siapa kek, aku nggak sepeduli dulu. Mungkin karena banyak musisi lain yang baru aku kenal setelah itu, mungkin karena urusanku semakin banyak sehingga kurang ada waktu untuk fangirling....nggak ding, kayaknya aku hanya malas. Melihat Icong yang fangirling tiap hari bikin aku kangen sama musisi-musisi yang sebenarnya aku ingin nge-fangirling-i (kata opo iki -____-) mereka. Jadi pengen fangirling...

Sekarang artikel-artikel dan gambar-gambar yang aku potong dari majalah atau koran tentang musisi dan aktor favoritku dulu aku simpan di sebuah kotak. Kunamakan Kotak Masa Lalu... Box of Past. Nyahahaha, namanya bikin galau! Kotak itu nggak cuma gambar artis doang isinya,  kapan-kapan aku ceritakan isi kotak itu apa aja ;)

Jamie...Jamie...kayaknya dia sekarang udah tunangan deh. Sama siapa yang jelas bukan aku dan aku nggak kenal. Udah biasa aja sih, nggak ada rasa apa-apa, tapi aku masih suka sama musiknya. Niatku dulu yang ingin memotong rambut Jamie Cullum pun hilang sudah, tertelan oleh keinginanku untuk melakukan hal lain, termasuk untuk membeli iPhone.

Ngomong-ngomong tentang iPhone.... besok ajalah ceritanya.

Daaaaan aku lagi ujian lhoh! Masih ada 2 tugas ujian take home yang belum aku kerjakan padahal Kamis besok harus dikumpulkan. Masih ada 2 tugas tambahan yang belum aku kerjakan padahal minggu depan harus dikumpulkan. Wish me luck ya, ujian semester ini adalah ujian paling nggak niat di sepanjang sejarah perkuliahanku.

Bye bye bye, aku mau garap tugas dulu! ;D

Jamie's Hair

by on January 11, 2012
Sejak SMP sampai SMA, aku nge-fans banget sama Jamie Cullum. Suaranya menenangkan, enak buat rileks. Aku juga sempat beli kedua kaset pert...