by Prateek Katyal (here)

Nggak sulit untuk membuat hidupmu penuh drama. Setidaknya, terlibat secara nggak langsung. Cukup dengan kemalasan yang berkepanjangan, aku yakin drama remeh temeh pun bakal memantik jari-jarimu untuk berkomentar.

Itu yang aku alami kadang-kadang.

Saat aku terlibat perseteruan online, penyebabnya selalu karena aku kurang kerjaan. Atau lagi ada kerjaan tapi lagi malas. Atau memang lagi nggak ada kerjaan, tapi bukannya aku  masak-masak, bersih-bersih rumah, berenang ke Salsabila, senam ngikutin The Fitness Marshall, atau nulis blog, tapi malah scrolling media sosial berjam-jam tanpa tujuan yang jelas.

Karena nggak ada suatu hal yang 'besar' (atau sedang menghindarinya), maka hal-hal sekecil kerikil macam post orang asing yang sedikit berbeda aja kerasa nyentil telinga. Yang kecil bukan orang-orang dan permasalahan mereka itu ya, namun perhatianku dan pengetahuanku tentang mereka, itu yang kecil.

Kalau lagi waras, menahan diri itu mudah. Kalau lagi nggak waras, ya.....menyusun kalimat untuk menyampaikan maksud aja belibet dan nggak jelas. Akhirnya? Salah paham.

Satu, dua kali, aku tersandung sama hal ini. Begitu melakukan kesalahan, otak ini otomatis berpikir :
1. Kenapa sih respon mereka harus begitu?
2. Ih, itu urusan mereka lah. Mereka begitu, tapi kalau aku nggak komentar, nggak bakal kayak gini juga kali.
3. Iya ya. Jadi lain kali aku jangan gitu deh, biar jadinya nggak kayak gini.

Tentu ada galau-galauan yang tak terhitung di antara tiga step di atas. Aku salah. Eh tapi dia juga salah. Eh tapi aku sih yang salah duluan. Tapi dia caranya salah juga. Ya, aku yang salah sih. Tapi tapi....

Hadeh.

Belum lagi kata-kata yang diragukan kebenarannya. Mulai masuk dalam pikiran dan kebawa perasaan. Bikin ragu-ragu sama diri sendiri. Padahal sama-sama nggak kenal. Bisa-bisanya melabeli suatu hal sebagai 'kenyataan' yang mungkin memang nyata bagi satu, tapi jelas tidak bagi yang lain.

Duh. Ribet.

Nggak apa deh, yang penting sudah saling mengaku salah. Yang penting sudah tidak ada urusan lagi. Sudah tidak saling lihat lagi. Ingat sih, masih. Nggak bakal lupa kayaknya. Tapi banyak hal lain yang lebih penting untuk dijejalkan di kepala, daripada secuil unit informasi yang melayang-layang di luasnya angkasa dunia maya. 

Ya, sudahlah. Semoga dengan ini bisa lebih lega lagi. It's fine.

It will be fine.


 ---


Oke, sudah cukup samar kah, tulisanku? Cukup ya? Aku publish ah. See you in another post!

Terpancing

by on January 11, 2020
by Prateek Katyal (here) Nggak sulit untuk membuat hidupmu penuh drama. Setidaknya, terlibat secara nggak langsung. Cukup dengan kem...