Yang Pertama

Yang Pertama seperti kenangan masa kecil.

Seperti ketika kamu berlari bersama teman-temanmu untuk berebut ayunan dan kamu adalah anak pertama yang sampai di dekatnya. Akhirnya! Sore ini kamu tidak perlu duduk di rumput untuk mengantri. Kamu tertawa senang sambil meraih pegangannya yang menjulur kaku menahan dudukan ayunan. Teman-temanmu kecewa, tapi pada saat kamu berjinjit mengambil ancang-ancang untuk berayun, mereka telah menemukan permainan yang lain.

Lalu kamu berayun. Sekali. Dua kali. Kamu menjejak tanah lagi dan memantulkan diri. Kamu berayun semakin tinggi.

Rambutmu tersibak. Kamu yang berayun menciptakan angin, namun kamu juga merasakan angin mendorongmu untuk berayun lebih kuat lagi. Dalam hati kamu bertanya-tanya, apa yang akan terjadi kalau kamu melepaskan peganganmu. Kamu membayangkan terbang.

Ponimu berantakan tapi kamu tidak peduli. Rok mu tersingkap tapi kamu tidak peduli. Tidak ada yang bisa menggangumu ketika kamu sedang mencoba menantang gravitasi.

Kamu terlena.

Apakah aku benar-benar bisa terbang?

Kamu lepaskan peganganmu tanpa tahu apa yang akan terjadi. Sedetik kemudian kamu berada di atas tanah dan kerikil. Kamu menangis histeris.

Pipi, tangan, dan lututmu perih. Orang-orang mendatangimu lalu mereka mengantarmu pulang.

Pipi, tangan, dan lututmu tergores. Ibu mencuci luka-luka itu dengan air.

Obat merah, betadin, dan kapas diambil dari lemari. Kamu masih terisak. Obat-obatan itu menyengat, membuatmu melanjutkan tetes demi tetes air mata yang belum sempat kamu seka.

Tidak apa-apa, kata Ibu.

Tidak apa-apa.

***


Yang Pertama seperti kenangan masa kecil.

Kamu mengingat yang membuatmu tersenyum. Kamu juga mengingat apa yang membuatmu marah. Kamu mengingat apa yang menyakiti hatimu dulu, karena kamu sudah bisa menertawakannya. Kamu mengingat semuanya karena itu membuatmu bahagia.


Yang Pertama seperti kenangan masa kecil.

Semakin kamu kenang, semakin membuatmu ingin kembali. Kamu tahu kamu tidak bisa mengulanginya, tapi tetap saja kamu mengenangnya dan tetap saja, kamu ingin kembali.

Lagi dan lagi.

No comments:

Post a Comment