. . . .

Ada titik di mana kita lelah memperdebatkan dua sudut pandang yang berbeda.

Di titik itu pula, kita ingin berteriak karena orang lain tidak kunjung paham apa yang kita bicarakan.
Di titik itu pula, kita sadar bahwa berteriak hanya akan membuat orang lain ikut berteriak.
Di titik itu pula, kita sadar mungkin yang salah bukan kita, tapi orang lain yang tidak mau memahami.

Dan di titik itu pula, orang lain memikirkan hal yang sama.

Ada titik di mana tatapan yang tidak sengaja dilakukan menjadi lirikan, menjadi tajam dan mencemooh, menjadi tantangan untuk berkelahi sampai mati.


Aku temukan titik-titik itu di sekilingku.
Aku terjebak di dalamnya.
Dan di antaranya.

No comments:

Post a Comment