Staring At A Stranger



Ini adalah satu momen saat kamu melihat seseorang dengan sekilas, mengalihkan padangan ke arah lain, lalu kembali menatapnya. Apa yang membuatmu kembali menatapnya?

Tertarik. Kamu tertarik kepadanya.

Aku sedang mengobrol seru dengan kedua temanku ketika lelaki itu masuk.  Ia datang bersama dengan seorang lelaki lain. Temannya? Kakaknya? Atau...pacarnya? Keduanya mengenakan pakaian yang setipe, dia mengenakan jaket berwarna hitam dan teman/kakak/please-don't-be-pacarnya mengenakan jaket denim berwarna biru muda, dengan kaos di dalamnya serta celana jeans. Tipikal pakaian lelaki muda yang sedang berjalan-jalan santai.

Tipikal pakaian yang kadang-kadang aku pakai.

Tapi kali ini aku tidak memakai pakaian seperti mereka. Aku mengenakan gaun berbahan kaos warna hitam yang aku lapisi dengan tank top berbahan katun warna putih dan hitam. Aku berpakaian secara cantik dan itu membuatku merasa cantik. Itu yang aku rasa, entah apa yang orang lain kata.

Kalau aku benar-benar cantik, apa dia akan menatapku balik?

Rambutnya yang gondrong dan bergelombang ia kucir sehingga bergelung dengan rapi di belakang kepalanya. Ia berkulit putih, kedua matanya berwarna gelap dan sedikit sipit. Keturunan orang Cina mungkin? Ah, sekarang aku tahu kenapa aku mengambil tatapan yang kedua ke arahnya.

Sekilas aku melihat mereka memesan makanan lalu duduk di belakang kami. Aku pun kembali melibatkan diri ke pembicaraan dengan kedua temanku.

Makanan kami telah habis namun obrolan mengenai boy band dari Korea tidak ada habisnya. Berkali-kali aku berdiri dan menuju meja di mana aku bisa mengisi kembali gelas kosong dengan teh secara gratis. Sesekali aku melirik ke arah meja lelaki tadi. Tidak terlihat secara jelas, aku hanya bisa melihat hitam rambutnya saja.

Saat kembali duduk di kursi, aku bertanya-tanya. Apa aku kurang kelihatan kalau aku menatapnya lekat-lekat? Atau malah aku terlalu terang-terangan menatapnya? Tau lah, ini Indonesia. Aku nggak bisa mengharapkan drama film romansa terjadi di kehidupanku saat ini. 

Aku teringat seorang teman yang pernah didatangi seorang lelaki tidak dikenal menanyakan nomor hp nya. Bukannya aku ingin sembarangan lelaki untuk meminta nomor hp ku, aku hanya ingin tahu rasanya saja. Bagaimana rasanya jadi orang cantik yang dikagumi sama orang yang baru saja ditemui?

Mungkin kalau aku lebih cantik, dia akan menatapku balik.

Sesaat setelah aku duduk dari mencuci tangan di wastafel di dekat meja kami, sosok lelaki tersebut berdiri di tempat yang sama denganku 30 detik yang lalu.

Ia mencuci tangannya.

Aku terus menatapnya.

Aku heran, tidak ada kata yang keluar dari kedua temanku tentang perilakuku yang tidak biasa ini. Apa aku kurang kelihatan kalau aku menatapnya lekat-lekat? Atau malah aku terlalu terang-terangan menatapnya?

Di dalam hati aku berharap sedetik saja dia melihat ke arahku. Sekilas saja. Please. Hadiri keberadaanku. Notice me, senpai~!

Di dalam hati, aku menepuk jidatku sendiri. Aku terkekeh dan menggeleng-gelengkan kepala. Man, aku mendes banget hari ini. Apa sih, yang aku harapkan? Aku menertawai perilakuku sendiri.

Dia tidak menatapku balik.

Jelas.
Dia tidak menatapku balik. Dia berlalu begitu saja, melangkah keluar dari restauran bersama teman/kakak/mungkin-aja-pacarnya dengan langkah santai.

Aku pun kembali melibatkan diri ke duniaku yang nyata, dunia tanpa mas-mas-berwajah-cina-berjaket-hitam-berambut-gondrong-berkucir-rapi yang telah menyita penuh perhatianku selama 20 menit.

He's just a random stranger who brightened up my day just a little bit and I'm just a girl who stared and hoped a little too much.

2 comments:

  1. Mbak Lei, itu kalo jadi prolog drama bagus banget! XD /plak
    Sayang endingnya biasa aja TvT Coba kalau misalnya ketemu lagi mbak suatu saat nanti... :') *malah aku yang berharap kan*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Besok aku coba jadiin cerpen karena sayang sekali ini bukan fiksi hehe
      Aku berharapnya ketemu di suatu saat nanti, tapi sayang kehidupanku tidak semenarik drama Korea :') *ini ngarep banget*

      Delete