Pohon Talok

Dulu ada pohon talok di depan rumah sobat saya, tepatnya di seberangnya. Pohon talok itu terletak di tengah petak tanah di samping gardu dan meja ping pong milik RT kami. Tempat yang sempurna bagi sebatang pohon untuk kami jadikan lahan bermain.

Pohon talok itu memiliki tiga cabang yang menjulur dari batang utama. Satu ke arah selatan atas dan dua ke arah utara. Cabang yang ke arah utara ada yang ke atas, ada pula yang cenderung menyamping. Kami sering kali memanjat pohon yang tidak tinggi tersebut di waktu bermain kami.

Di atas batang pohon talok itu kami sering berimajinasi, berandai-andai bahwa kami merupakan kelompok petualang atau pahlawan pembasmi kejahatan dan pohon tersebut adalah markas kami. Sesekali kami juga bermain peran.Tidak jarang aku dan Cinul berebut untuk menjadi tokoh pahlawan super perempuan. Salah satunya adalah Ranger Pink. Biasanya, aku yang keras kepala ini yang mendapatkan peran tersebut. Aku tidak mau mengalah. Padahal aku yang lebih tua. Cinul pun hanya patuh saja dengan muka masam.

Tidak hanya sebagai markas saja. Pohon talok itu pernah kami jadikan sebagai suatu wahana permainan yang seru. Cara memainkannya mudah. Panjat saja, duduk di salah satu batangnya, dan goyangkan diri sehingga batang pohon pun ikut bergoyang. Begitu saja. Kami sering dimarahi orang dewasa yang melihat karena ditakutkan kami akan jatuh dari batang tersebut. Setelah dimarahi, kami berhenti. Tapi setelah orang tersebut pergi, kami pun kembali melakukannya.

Terkadang, kami hanya memanjat saja dan bersantai di atasnya. Menikmati semilir angin dan teduh dedaunannya. Teman-teman lain kadang-kadang memetik buahnya. Aku tidak suka memakan buah talok. Wanginya saja kadang membuatku mual. Tapi aku menyukai pohon talok. Walaupun aku kadang mengernyit ketika mencium bau buah talok, aku tetap tidak beranjak dari pohon tersebut.

Lalu suatu hari, pohon itu ditebang. Atau pohon itu mati secara perlahan. Aku tidak tahu. Aku tidak ingat. Sehari aku memanjat pohon tersebut, lalu sehari pohon itu tidak ada.

Tempat bermain kami ada beberapa. Tapi tak ada yang seseru pohon talok itu.

2 comments: