Some Conversation

           “Kenapa aku selalu minum coklat?”

          Kamu mendongak dari cangkirmu, menatapku bingung.

          “Maksudku, aku juga suka minum teh, sepertimu. Tapi kenapa setiap kita bertemu, aku selalu yang minum coklat?”, kataku lagi.

          “Kenapa pertanyaanmu selalu konyol?”, balasmu dengan mimik tidak percaya.

          Aku mengangkat bahu, tanda bahwa aku tidak tahu dan aku tidak peduli.

          “Mungkin,” lanjutmu mulai serius, “karena kamu selalu datang kepadaku ketika kamu sedang tidak bisa melihat sesuatu dengan jelas. Pikiranmu sedang tidak jernih, pikiranmu sedang sepekat coklat yang sedang kamu minum.”

          Aku memiringkan kepalaku, mendengarkanmu dengan seksama.

           “Karena itu pula, kamu mencariku. Kamu mencari teh. Kamu mencari antioksidan. Kamu mencari sesuatu yang bisa menjernihkan isi kepalamu. So, here you are, talking to me."

          Kita saling menatap. Aku menganguk-angguk.

           Does it make sense?

           “It does for me,” jawabku, kembali menyesap isi mug  yang masih panas.

No comments:

Post a Comment